Minggu, 06 Februari 2011

Luka Bakar grade I - II LLB 10 % e.c api

BAB I
PENDAHULUAN

Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi, terjadi sebagai hasil dari suatu transfer of energy dari suatu sumber panas kepada tubuh kita.1,2
Berdasarkan penyebab luka bakar dibedakan atas beberapa jenis penyebab, antara lain :1,3
1. Luka bakar karena api
2. Luka bakar karena air panas
3. Luka bakar karena bahan kimia
4. Luka bakar karena listrik, petir dan radiasi
5. Luka bakar karena sengatan sinar matahari
6. Luka bakar karena tungku panas/udara panas
Luka bakar merupakan kasus cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter. Jenis yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relative tinggi dibanding dengan cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan untuk penanganannya pun tinggi.3
Insiden luka bakar 2,4 juta orang per tahun, 40% anak, 650.000 perlu perawatan, 75.000 perlu opname di RS, 20.000 termasuk derajat berat, 8.000 - 12.000 meninggal.1
Inti permasalahan pada luka bakar adalah kerusakan Endothel / Epithel akibat cedera termis yg memicu pelepasan mediator-mediator proinflamasi dan berkembang menjadi Systemic Inflammatory Respons Syndrome (SIRS). Kondisi ini hampir selalu berlanjut menjadi Multisystem Organ Dysfunction Syndrome (MODS) dan dapat berakhir dengan kematian.1
Dalam menentukan diagnosa luka bakar senantiasa harus menyertakan :1,3
 Derajat Luka Bakar (dalamnya)
 Luas Luka Bakar
 Penyebab Luka Bakar
 Masalah (pada saat pemeriksaan pertama)
Contoh masalah : Syok, Cedera inhalasi, Eskar melingkar
 Penyerta (Penyakit, Trauma)
Contoh penyerta :
- Trauma Penyerta (Fracture, Cedera Kepala)
- Penyakit. Penyerta (DM, Hypertensi, Epilepsi)
Luka bakar berdasarkan kedalaman kerusakan jaringan dibedakan menjadi 3 yaitu :2,3,4
1. Luka bakar derajat I
Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (superficial), kulit hiperemis berupa eritema, tidak dijumpai bulae, terasa nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. Penyembuhan terjadi secara spontan tanpa pengobatan khusus.
2. Luka bakar derajat II
Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi-reaksi inflamasi disertai proses eksudasi. Terdapat bulae, nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.
Dibedakan atas 2 (dua) bagian :
a. Derajat II dangkal/superficial (IIA)
Kerusakan mengenai bagian epidermis dan lapisan atas dari corium/dermis. Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebacea masih banyak. Semua ini merupakan benih-benih epitel. Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 10-14 hari tanpa terbentuk sikatriks.
b. Derajat II dalam/deep (IIB)
Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis dan sisa-sisa jaringan epitel tinggal sedikit. Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebacea tinggal sedikit.
Penyembuhan terjadi lebih lama dan disertai parut hipertrofi. Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan.
3. Luka bakar derajat III
Kerusakan meliputi seluruh tebal kulit dan lapisan yang lebih dalam sampai mencapai jaringan subkutan, otot, dan tulang. Organ kulit mengalami kerusakan, tidak ada lagi sisa elemen epitel. Tidak dijumpai bulae, kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna hitam kering. Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai esker. Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi karena ujung-ujung sensorik rusak. Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi epitelisasi spontan.

Untuk menghitung luasnya luka bakar, Wallace membagi tubuh atas bagian-bagian 9% atau kelipatan dari 9 terkenal dengan nama Rule of Nine atau Rule of Wallace. Kepala dan leher 9 %, Lengan 18 % , Badan depan 18 %, Badan belakang 18 % , Tungkai 36 % , Genitalia / perineum1 %. Luas dan dalamnya permukaan tubuh, yang terbakar menentukan jumlah cairan yang hilang. Kaidah Sembilan bermanfaat untuk memperkirakan presentase luka bakar pada seluruh permukaan tubuh, yang diakibatkan oleh luka bakar derajat kedua dan ketiga pada daerah kulit yang spesifik.1,2,4
Rule of 9

Pembagian derajat luka bakar (LB) berdasarkan pada ringan, sedang dan berat. Yang termasuk derajat ringan adalah LB tingkat II dengan luas < 15% luas permukaan tubuh (LPT) pada orang dewasa, LB tingkat II dengan luas < 10% LPT pada anak, dan LB III dengan luas < 2%. Sedangkan untuk derajat sedang meliputi; LB tingkat II dengan luas 15% - 25% luas permukaan tubuh (LPT) pada orang dewasa, LB tingkat II dengan luas 10% - 20% LPT pada anak, dan LB III dengan luas 2% - 10% dan suspek luka bakar akibat inhalasi. Untuk derajat berat atau kritis mencakup; LB tingkat II dengan luas > 25% luas permukaan tubuh (LPT) pada orang dewasa, LB tingkat II dengan luas > 20% LPT pada anak, dan LB III dengan luas > 10%, luka bakar pada wajah / leher / sendi / tangan / kaki / perineum, LB listrik tegangan tinggi/radiasi/kimia, LB denagn cedera pada jalan nafas, LB dengan resiko tinggi/disertai cedera lainnya/dengan penyakit penyerta.1,2
Kriteria rujukan atau perlu rawat inap pada pasien luka bakar adalah:1
 LB derajat II > 10 % ( < 10 tahun / > 50 tahun ).
 LB derajat II > 30 % ( 10 – 50 tahun )
 LB yang menyertai : wajah, leher, mata, telinga, tangan, kaki, sendi, genitalia.
 LB derajat III > 5 %, semua umur.
 LB Listrik / Petir dengan kerusakan jaringan dibawah kulit disertai penyulit.
 LB Kimia / Radiasi / Inhalasi dengan penyulit.
 LB dengan penyakit Penyerta.
 LB dengan Trauma Penyerta
Penanganan luka bakar tahap pertama mulai dari bebaskan jalan nafas, perbaiki pernafasan, perbaiki sirkulasi, luka dibilas dengan air mengalir terus menerus sampai pertolongan selanjutnya memadai, penutupan luka dengan cara yang steril, pemberian analgetik, profilaksis tetanus, dan pemberian antibiotika. Tahap kedua perawatan luka dimana kulit yang terkelupas dibuang, dan bulae jangan dikelupas, luka dikeringkan, diolesi silver sulphadiazin (burnazin), perawatan terbuka atau tertutup dengan balutan, selanjutnya pasien dipindahkan ke tempat steril. Tahap ketiga terapi cairan dan elektrolit, tujuannya untuk memperbaiki sirkulasi dan mempertahankannya. Tahap keempat, pemberian dan pemantauan nutrisi pasien baik secara enteral maupun parenteral. Tahap kelima, eksisi dan graft yang dilakukan setelah hemodinamik stabil.3
Komplikasi luka bakar dalam 24 jam pertama, dapat menyebabkan syok neurologis, syok hipovelemik, kegagalan pernafasan, kegagalan jantung, kegagalan ginjal, dan gangguan keseimbangan cairan / elektrolit. Komplikasi dalam minggu pertama adalah infeksi sekunder (sepsis), dilatasi lambung mendadak, ileus paralytic, ulcus curling, eschar. Sedangkan komplikasi lainnya berupa parut yang sukar diperbaiki, kontraktur/cacat tubuh bahkan kematian.3
Prognosis pada kasus luka bakar ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya; pertama, faktor pasien mencakup kondisi umum (usia,gizi,gender) dan faktor premorbid (kelainan kardiovaskuler, neurologik, paru, metabolisme, ginjal, psikiatrik, kehamilan). Kedua, faktor trauma mencakup luka bakar itu sendiri (jenis, luas, kedalaman,lokasi) dan trauma penyerta (ledakan atau blast injury dapat menyebabkan cedera alat dalam). Ketiga, faktor penatalaksanaan (sebelum dirumah sakit dan sesudah dirumah sakit).2,4














BAB II
LAPORAN KASUS

IDENTITAS
Nama : Ny. SW
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 54 tahun
Alamat : Kombos timur ling.I
Pekerjaan : IRT
Agama : Kristen Protestan
Masuk Rumah Sakit tanggal 18 Juli 2010
Keluhan Utama : Luka bakar pada wajah, leher, lengan kanan bawah, tangan kanan dan kiri akibat api
A : Adekuat
B : 24 x/mnt
C : 86 x/mnt, regular, isi cukup, akral hangat
D : Alert
E : Wajah, leher, lengan kanan bawah, tangan kanan dan kiri

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Luka bakar pada wajah, leher, lengan kanan bawah, tangan kanan dan kiri akibat api dialami penderita sejak ± 4 jam sebelum masuk rumah sakit. Awalnya penderita sedang membersihkan halaman, pada saat membakar sampah, tiba-tiba api membesar dan mengenai wajah, leher, lengan kanan bawah, tangan kanan dan kiri. Riwayat jatuh saat terbakar (-), nyeri pada luka bakar (+), sesak (-), suara serak (-). Sesaat sesudah penderita terbakar, penderita langsung disiram dengan menggunakan air dan diberikan minyak kelapa kemudian penderita dibawa ke RS. Pancaran Kasih dan sudah dilakukan perawatan dengan pemberian Burnazin dan kemudian dirujuk ke RSU Prof. Kandou.
Riwayat penyakit dahulu : Riwayat penyakit Jantung, Paru, Ginjal, hipertensi tidak ada.
Riwayat keluarga : Hanya penderita yang sakit seperti ini
A : (-)
M : Burnazin, Cefat, Mefinal
P : (-)
L : 5 jam sebelum masuk rumah sakit
E : Paldua

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : Kompos Mentis, GCS E4V5M6
Tanda Vital
 Tekanan darah : 140/80 mmHg
 Nadi : 86 x/menit, reguler, isi cukup
 Respirasi : 20 x/menit
 Suhu : 36,5 O C
Kepala
 Konjungtiva anemis -/-
 Sklera ikterus -/-
 Pupil bulat isokor, refleks cahaya +/+ normal
 Supersilia terbakar (+), Silia terbakar (+), Bulu hidung terbakar (-)
 Regio facialis : tampak luka bakar (+), sebagian besar tampak kering dan berwarna kecoklatan, bulae (-), hiperestesi (+), LLB 4,5%

Mulut
 Bibir : tampak udem
 Regio Intraoral : jelaga (-)
 Saliva : jelaga (-)
 Faring : edema (-)
Leher
 Tampak luka bakar (+), berwarna kecoklatan dan tampak basah, bulae (+), hiperestesi (+) LLB 1,5 %



Thoraks
 Inspeksi : Simetris kiri = kanan, retraksi tidak ada
 Auskultasi : Cor : Bising tidak ada
Pulmo : Ronki -/-, Wheezing -/-
 Palpasi : Stem fremitus kiri = kanan
 Perkusi : Sonor kiri = kanan
Abdomen
 Inspeksi : Datar
 Auskultasi : Bising usus (+) normal
 Palpasi : Lemas, Nyeri tekan (-)
 Perkusi : Timpani, pekak hepar (+)
Ekstermitas
• Akral hangat, edema (-)
• Regio Antebrachi et manus dekstra :
Tampak luka bakar (+), berwarna kecoklatan dan tampak basah, bulae (-), hiperestesi (-)
LLB 3%
• Regio Manus sinistra ;
Tampak luka bakar (+), bulae (-), hiperestesi (-) LLB 1%


Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium:
Hb : 12 gr/dl ureum : 24 g/%
Leukosit : 16900 µl Kreatinin : 0,9 g/%
Eritrosit : 3.990.000 µl Na : 141
Trombosit : 287.000 µl K : 3,5
Hematokrit : 35,5 % Cl : 111
GDS : 314 g/%

DIAGNOSIS KERJA
Luka Bakar grade I - II LLB 10 % e.c api
SIKAP
• IVFD RL→ 2000 cc → 8 jam pertama 1000 cc
→ 16 jam selanjutnya 1000 cc
 Drips ketorolac 3% in D5% 100 ml
 Ranitidin 3 x 1 ampul iv
 ATS profilaksis
 Cefrin 3 x 1 gr iv
 Rawat luka dengan biocrem Zalf

FOLLOW UP
Tanggal 19 - 21 Juli 2010
S : Nyeri pada luka (+)
O : Regio facialis : tampak luka bakar, sebagian besar tampak kering dan berwarna kecoklatan bulae (-), hiperestesi (+), LLB 4,5 %
Regio Coli : Tampak luka bakar (+),berwarna kecoklatan dan tampak basah bulae (+),
hiperestesi (+) LLB 1,5 %
Regio antebrachii et manus dekstra : Tampak luka bakar (+),berwarna kecoklatan
,bulae (-), hiperestesi (-) LLB 3 %
Regio Manus sinistra : Tampak luka bakar (+), bulae (-), hiperestesi (-) LLB 1%
A : Luka Bakar grade I - II LLB 10 % e.c api
P : IVFD RL 20 gtt/mnt
Cefotaxime 3 x 1 gr iv (ST)
Ketorolac 3% 2 ampul + neurobion 1 ampul in NaCl 0,9%
Antasyda syr 3 x 1 cth a.c
Diazepam 2 mg 0-0-1
Rawat luka dengan biocrem Zalf
Diet ekstra telur dan susu
Rawat bibir dengan madu



Tanggal 22 - 25 Juli 2010
S : Nyeri pada luka (+)
O : Regio facialis : tampak luka bakar, sebagian besar tampak kering
dan berwarna kecoklatan bulae (-), hiperestesi (+), LLB 4,5 %
Regio Coli : Tampak luka bakar (+), berwarna kecoklatan dan ada yang berwarna
pucat yang letaknya hampir sama dengan kulit normal, tampak kering,
bulae sudah pecah, hiperestesi (+) LLB 1,5 %
Regio antebrachii et manus dekstra : Tampak luka bakar (+),berwarna kecoklatan
ada yang berwarna pucat yang letaknya lebih rendah dengan kulit
normal, bulae (-), hiperestesi (-) LLB 3 %
Regio Manus sinistra : Tampak luka bakar (+),bulae (-), hiperestesi (-) LLB 1 %

A : Luka Bakar grade I - II LLB 10 % e.c api
P : IVFD RL 20 gtt/mnt
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Ketorolac 3% 2 ampul + neurobion 1 ampul in NaCl 0,9%
Antasyda syr 3 x 1 cth a.c
Diazepam 2 mg 0-0-1
Rawat luka dengan biocrem Zalf
Diet ekstra telur dan susu
Rawat bibir dengan madu




Tanggal 26- 27 Juli 2010
S : penyembuhan luka (+)
O : Regio facialis, Regio Coli, Regio antebrachii et manus dekstra, Regio Manus sinistra :
tampak luka bakar, sebagian besar tampak kering dan berwarna
kecoklatan bulae (-), hiperestesi (-), jaringan granulasi (+)
A : Luka Bakar grade I - II LLB 10 % e.c api
P : IVFD RL 20 gtt/mnt
Cefotaxime 3 x 1 gr iv
Ketorolac 3% 2 ampul + neurobion 1 ampul in NaCl 0,9%
Antasyda syr 3 x 1 cth a.c
Diazepam 2 mg 0-0-1
Rawat luka dengan biocrem Zalf
Diet ekstra telur dan susu
Rawat bibir dengan madu







Tanggal 28 - 29 Juli 2010
S : penyembuhan luka (+)
O : Regio facialis, Regio Coli, Regio antebrachii et manus dekstra, Regio Manus sinistra :
tampak luka bakar, sebagian besar tampak kering dan berwarna
kecoklatan bulae (-), hiperestesi (-), jaringan granulasi (+)
A : Luka Bakar grade I - II LLB 10 % e.c api
P : IVFD RL 20 gtt/mnt → aff infus
Rawat luka dengan biocrem Zalf
Diet ekstra telur dan susu
Rawat bibir dengan madu

Tanggal 30 Juli 2010
S : penyembuhan luka (+)
O : Regio facialis, Regio Coli, Regio antebrachii et manus dekstra, Regio Manus sinistra :
luka bakar (-), bulae (-), hiperestesi (-), jaringan granulasi (+)
A : Luka Bakar grade I - II LLB 10 % e.c api
P : Rawat wajah dengan pemberian minyak kelapa
Rawat bibir dengan madu
Cefixime tab 2 x 1
Neurobion tab 1 x 1
Boleh rawat jalan



Hari I perawatan Hari ke-12 perawatan (sebelum pulang)



BAB III
PEMBAHASAN

Luka bakar adalah trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, atau bahan kimia yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan lebih dalam.1
Kecelakaan akibat kompor / petromak yang meledak, drum, karbit meledak, kobaran api pada tangan yang dicuci dengan bensin dan lain-lain sering terjadi. Minyak panas dan benda -benda panas sering menjadi sumber penyebab LB pada ibu-ibu rumah tangga.
Anamnesis pada luka bakar perlu ditanyakan mengenai penyebab, lama dan lokasi pajanan. Mekanisme cedera yang berhubungan perlu juga ditanyakan, misalnya ledakan, jatuh, kecelakaan lalu lintas dan sebagainya. Pada kasus ini, dari anamnesis didapatkan pasien mengalami luka bakar pada wajah, leher, lengan kanan bawah, tangan kanan dan kiri akibat kobaran api dialami penderita sejak ± 4 jam sebelum masuk rumah sakit dan pada penderita tidak ada riwayat jatuh saat terkena kobaran api. Pada luka bakar karena api dapat terjadi bila kulit mengalami kontak langsung dengan api (Flame Burns) sehingga keparahan tergantung lamanya waktu kulit terpajan dengan api. Pada anamnesa juga perlu ditanyakan tempat kejadian karena bila kejadian di dalam ruangan dicurigai terjadinya trauma inhalasi yang memperberat kondisi penderita.5
Pemeriksaan cidera yang terjadi di seluruh tubuh secara sistematis dilakukan untuk menentukan adanya cedera inhalasi, luas dan derajat luka bakar. Dengan demikian jumlah dan jenis cairan yang diperlukan untuk resusitasi dapat ditentukan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan di regio facialis, regio colli, regio antebrachii et manus dekstra tampak luka bakar yang mengenai sebagian besar daerah tersebut, umumnya luka yang terjadi adalah derajat I (wajah) dan derajat II superficialis (leher, lengan kanan bawah dan tangan kanan). Sehingga pada pasien ini didiagnosa dengan Luka Bakar grade I - II LLB 10 % e.c api.
Penentuan luka bakar yang dapat dilakukan dengan hukum Sembilan. Dalam rumus ini, tiap daerah anatomi ditentukan persentase TBSAnya. Kaidah Sembilan bermanfaat untuk memperkirakan persentase luka bakar pada seluruh permukaan tubuh. Penentuan yang seksama tentang persentase luka bakar pada tubuh berguna karena berhubungan langsung dengan parahnya luka bakar. Saat ini untuk memudahkan perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan telapak tangan pasien, dimana satu telapak tangan adalah ± ¾ TBSA atau 0,78% TBSA.1,2 Pada pasien ini diperkirakan luasnya luka bakar sekitar 10 % yaitu di wajah (4,5%), leher (1,5%), lengan kanan bawah dan tangan kanan (3%) dan tangan kiri (1%).
Karena luka bakar sangat bervariasi baik mengenai luas permukaan tubuh maupun dalamnya yang terbakar, maka perlu ditetapkan keadaan-keadaan yang memerlukan perawatan dan pengobatan di Rumah Sakit. Dalam hal ini dapat dipakai patokan sebagai berikut:2
1. Usia 10-40 tahun : luka bakar derajat 2 lebih dari 15% TBSA, luka bakar derajat 3 lebih dari 3 % TBSA
2. Usia < 10 tahun dan > 40 tahun : luka bakar derajat 2 lebih dari 10% TBSA, setiap luka bakar derajat 3
3. Luka bakar yang mengenai wajah, tangan, kaki, atau perineum
4. Luka bakar sirkumferensial di ekstremitas
5. Luka bakar akibat listrik
6. Luka bakar yang menyebabkan penderita tidak dapat merawat diri sendiri atau tidak dapat menopang kehidupannya sendiri di rumah.
Indikasi rawat inap pada pasien ini adalah karena luka bakar mengenai wajah dan tangan.
Penatalaksanaan (assessment) dan penanganan awal luka bakar berjalan simultan mengikuti kaidah standar Advanced Trauma Life Support dari Komite Trauma America College of Surgeons. Pada survey primer dinilai dan ditangani A, B, C dan D penderita.6
Airway : Jalan nafas, adalah sumbatan jalan atas (larynx, pharynx) akibat cedera inhalasi yang ditandai kesulitan bernafas atau suara nafas yang berbunyi (stridor hoarness). Kecurigaan dibuat bila ditemukan oedem mukosa mulut dan jalan nafas, ditemukan sisa-sisa pembakaran di hidung atau mulut dan luka bakar mengenai muka atau leher. Cedera ini harus segera ditangani karena angka kematiannya sangat tinggi.
Breathing : Kemampuan bernafas, ekspansi rongga dada dapat terhambat karena nyeri atau eschar melingkar didada
Circulation : Status volume pembuluh darah. Keluarnya cairan dari pembuluh darah terjadi karena meningkatnya permeabilitas pembuluh darah (jarak antara sel endotel dinding pembuluh darah). Bila disertai syok (suplai darak ke jaringan berkurang), tindakannya adalah atasi syok lalu lanjutkan resusitasi cairan.
Disability : Status neurologis pasien.
Penanganan pada luka bakar ditentukan oleh derajat luka bakar, luas permukaan, daerah, usia dan keadaan kesehatan pasien. Prinsip penatalaksanaan pada luka bakar adalah :1,2,3
 TATALAKSANA RESUSITASI CAIRAN
 Volume Replacement (Oleh karena syok)
Pemberian Volume Replacement adalah untuk menggantikan kehilangan cairan akibat syok, yang harus diganti sebanyak : 3 x defisitnya. Yang harus diberikan melalui beberapa jalur IV dalam jangka waktu singkat.
Volume Replacement ditujukan untuk mengatasi Ischemic time organ, sehingga tidak akan terjadi suatu perubahan yang irreversible serta agar dapat menghentikan proses Cascade dari SIRS yang berlanjut terus menjadi MODS.
 Terapi Cairan Luka Bakar, sesuai formula:
 Baxter 4 X BB X % LLB (untuk dewasa)
8 jam I : Diberikan ½ jumlah perhitungan cairan hari I
16 jam berikut : Sisanya (½ jumlah perhitungan cairan hari I).
 Modified Brooks 2 x BB x % LLB ditambah kebutuhan fisiologis cairan (untuk anak-anak)
Kebutuhan fisiologis cairan :
- < 1 thn : 100 cc x Kg.BB
- 1 – 3 thn : 75 cc x Kg.BB.
- 3 – 5 thn : 50 cc x Kg.BB.
- 5 – 10 thn : 40 cc x Kg.BB.
 Physiologic Maintenance (Cairan Kebutuhan Faali harian).

 TATALAKSANA LUKA
 Mencegah degradasi luka.
 Membuang jaringan nekrosis seawal mungkin.
 Mencegah / mengatasi problem akibat Infeksi.
 TATALAKSANA STRESS METABOLISME
 Mencegah kehilangan panas (meningkatkan suhu lingkungan).
 TATALAKSANA PENCERNAAN
 Enteral Nutrisi Dini
 TATALAKSANA FISIOTHERAPY
 Latihan pergerakan dini sesuai program
Penanganan pada pasien ini tahap pertama, yaitu memastikan Airway, Breathing dan Circulation sudah optimal, setelah dipastikan sudah optimal tahap kedua diberikan IVFD dengan cairan Ringer Laktat dengan perhitungan sebagai berikut: berat badan pasien 50 kg dengan luas luka bakar 10 % sehingga 50 x 10 x 4 = 2000 ml yang diberikan pada 8 jam I sebanyak 1000 cc dan 16 jam berikutnya 1000 cc. Pemberian cairan ini berdasarkan perhitungan dari formula Baxter yaitu jumlah pemberian pada hari pertama 4 cc x kgBB x LLB. Setengahnya diberikan pada 8 jam pertama sisanya dalam 16 jam berikut.
Tahap ketiga, perawatan luka, pada pasien sudah dilakukan perawatan luka saat di RS Pancaran Kasih dengan dioleskan silver sulphadiazin (burnazin). Selain itu pada pasien juga diberikan Biocrem zalf pada wajah, hal ini karena daerah kulit wajah banyak mengandung pembuluh darah sehingga bila diberikan silver sulphadiazin (burnazin) akan menyebabkan hepatotoksik sehingga pada pasien ini cukup hanya diberikan pelembab saja. Pemberian obat analgetik, pemberian antibiotik dan profilaksis terhadap tetanus juga dilakukan.
Tahap keempat, pemberian dan pemantauan nutrisi pada pasien ini diberikan diet ekstra susu dan telur. Pemberian nutrisi penting dan merupakan salah satu terapi utama pada penderita dengan luka bakar karena pada penderita terjadi peningkatan metabolisme yang berlebihan.1,3
Komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita luka bakar yaitu:7
1. Infeksi. Infeksi merupakan masalah utama. Bila infeksi berat, maka penderita dapat mengalami sepsis.
Berikan antibiotik berspektrum luas, bila perlu dalam bentuk kombinasi.
2. Curling’s ulcer (ulkus Curling). Ini merupakan komplikasi serius, biasanya muncul pada hari ke 5-10. Terjadi ulkus pada duodenum ata lambung, kadang-kadang dijumpai hematemesis. Antasida harus diberikan secara rutin pada penderita luka bakar sedang hingga berat.
3. Gangguan jalan nafas. Paling dini muncul dibandingkan kompliaksi lainnya, muncul pada hari pertama. Terjadi karena inhalasi, aspirasi, edema paru dan infeksi.
Penanganan dengan jalan membersihkan jalan nafas, memberikan oksigen, trakeostomi, pemberian kortikosteroid dosis tinggi dan antibiotika.
4. Konvulsi. Sering terjadi pada anak-anak. Konvulsi ini disebabkan oleh ketidaknyamanan elektrolit, hipoksia, infeksi, obat-obatan (penisilin, aminofilin, difenhidramin) dan 33% oleh sebab yang tak diketahui
5. Komplikasi luka bakar yang lain adalah timbulnya kontraktur dan gangguan kosmetik.
Pada penderita ini komplikasi yang paling mungkin yaitu infeksi sampai sepsis, dan masalah kosmetik.














BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

 Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pasien ini didiagnosis dengan Luka Bakar grade I – II dengan LLB 10 % e.c api.
 Derajat luka bakar ditentukan oleh kedalaman jaringan tubuh yang rusak oleh trauma panas dan tergantung oleh intensitas dan lamanya panas mengenai tubuh, rambatan panas pada jaringan tubuh (dipengaruhi oleh sifat lokal jaringan).
 Penentuan luas luka bakar selain dengan menggunakan Rule of Nine dari Wallace, saat ini untuk memudahkan perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan telapak tangan pasien, dimana satu telapak tangan adalah ± ¾ TBSA atau 0,78% TBSA.
 Prinsip penanganan luka bakar adalah penutupan lesi sesegera mungkin, pencegahan infeksi, mengurangi rasa sakit, pencegahan trauma mekanik pada kulit yang vital dan elemen di dalamnya dan pembatasan pembentukan jaringan parut.
 Perawatan luka bakar pada daerah wajah tidak perlu ditutup, diberikan pelembab saja (Biocream zalf).
 Resusitasi cairan pada penderita ini dengan menggunakan formula dari Baxter yaitu 4 x kgBB x % LLB.
 Pemberian dan pemantauan nutrisi penting dan merupakan salah satu terapi utama pada penderita luka bakar karena pada penderita luka bakar terjadi peningkatan metabolisme yang berlebihan.




SARAN

 Diharapkan bila ada kasus luka bakar pada wajah segera dirujuk ke rumah sakit dan jangan mengoleskan sesuatu pada wajah terlebih dahulu.
 Diagnosis dan penanganan yang cepat dan tepat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pasien dengan luka bakar
 Pendidikan pada keluarga penderita sangat penting untuk dilakukan baik dalam hal perjalanan penyakit, komplikasi maupun penanganan / tindakan yang akan dilakukan pada penderita karena sangat membantu dalam penyembuhan penderita.






















DAFTAR PUSTAKA

1. Ngantung, J. Tumatar. Luka Bakar. Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Manado. 2002. Hal 1-15.
2. Sudjatmiko, Gentur. Petunjuk Praktis, Ilmu Bedah Plastik Rekonstruksi, Edisi 1. Yayasan Khasanah Kebajikan. 2007.
3. Sjamsuhidajat R, Wim de Jong. Luka Bakar; Buku Ajar Bedah, Edisi Kedua. Jakarta:EGC.2004. Hal 73-81.
4. Yefta Moenadjat. Luka Bakar. Pengetahuan klinis Praktis, Edisi Kedua. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.2001.
5. http://www.freewebs.com/burn_injury/sepuluhyangpenting.htm
6. Trauma Termal: Advanced Trauma Life Support, Edisi ketujuh. American College of Surgeons.2004. Hal 255-269.
7. http://ababar.blogspot.com/2008/12/combutio.html

3 komentar:

  1. Lucky Club Casino Site, Login & Support
    Lucky Club is a new casino site that connects the best of the best online gambling games that players enjoy. luckyclub.live If you've already heard of Lucky Club Casino, then you'll be

    BalasHapus
  2. Casino With Great Casino Games
    You'll probably find 벳 365 가상 축구 주소 lots of 꽁머니 토토 ways 썬시티 to have fun when you play games on a real dealer platform. A few 슈 의 캐릭터 슬롯 머신 of these games have you in your pocket. If 넷마블 토토 사이트 you are looking for

    BalasHapus
  3. The new Wynn tower at Caesars Palace changes name to Wynn
    The new Wynn tower at Caesars Palace will undergo 광양 출장마사지 a $2.2 billion 공주 출장안마 redesign and upgrade it's new name 보령 출장마사지 to Wynn Las Vegas, the 아산 출장마사지 company announced 경상남도 출장샵 on

    BalasHapus